[SALAH] “Ancaman Krisis Ekonomi, SBY: Saya Ingin Membantu, Tapi Partai Saya Tidak Ada di Dalam Pemerintahan”
Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR (Universitas Airlangga).
JUDUL EDITAN. Judul aslinya yakni “Ancaman Krisis Ekonomi, SBY: Jangan Salahkan Presiden Jokowi”. Isi artikel bahkan tidak menyebutkan sama sekali bahwa SBY mengatakan “Saya Ingin Membantu, Tapi Partai Saya Tidak Ada di Dalam Pemerintahan”.
Selengkapnya baca di PENJELASAN dan REFERENSI.
====
KATEGORI: Konten yang Menyesatkan
====
SUMBER: Facebook
====
NARASI:
“Apa maksud UCAPANNYA yach? Apa ingin anaknya dipanggil untuk dijadikan MENbaperan?”
Sudah cukup 10 tahun SBY memimpin di pemerintahan, meninggalkan banyak proyek mangkrak dan berbagai peninggalan kasus mega korupsi JIWASRAYA (6 terdakwa masuk bui) dan ASABRI (sedang dalam proses perampasan hasil korupsi para pelaku)
(Judul berita)
Ancaman Krisis Ekonomi, SBY: Saya Ingin Membantu, Tapi Partai Saya Tidak Ada di dalam Pemerintahan
====
PENJELASAN:
Beredar postingan di Facebook oleh akun bernama “Aprizal Khoiro” yang dibagikan di grup “Denny Siregar Fans”. Tampak dalam postingannya membagikan hasil screenshot artikel berita yang berjudul “Ancaman Krisis Ekonomi, SBY: Saya Ingin Membantu, Tapi Partai Saya Tidak Ada di dalam Pemerintahan”, serta ditambahkan komentar SBY di masa pemerintahannya yang dinilai meninggalkan proyek mangkrak dan berbagai peninggalan kasus mega korupsi.
Setelah ditelusuri menggunakan mesin pencarian Google, ditemukan bahwa judul artikel “Ancaman Krisis Ekonomi, SBY: Saya Ingin Membantu, Tapi Partai Saya Tidak Ada di dalam Pemerintahan”, adalah HASIL EDITAN. Artikel tersebut tayang di bizlaw.id (12/8/2020).
Keseluruhan isi artikel mirip dengan artikel berita yang tayang di kompas.com (11/8/2020) dengan judul “Ancaman Krisis Ekonomi, SBY: Jangan Salahkan Presiden Jokowi”. Judul artikel serupa juga tayang di kontan.co.id (12/8/2020).
Isi kedua berita tersebut menyebutkan bahwa masyarakat jangan menyalahkan Presiden Jokowi atas krisis ekonomi yang terjadi di tengah pandemi COVID-19, karena krisis ekonomi juga menjadi persoalan terbesar di semua negara di dunia. SBY menyampaikan hal tersebut saat peluncuran buku Monograf di Cikeas, Bogor, Selasa (11/8/2020).
“Jadi jangan salahkan Presiden Jokowi, jangan salahkan pemerintah, kenapa Indonesia mengalami krisis ekonomi? Ya, karena secara global, secara dunia sertaan dari pandemi Covid-19 ini adalah gejolak, bahkan krisis ekonomi”.
Kemudian, SBY juga meminta pemerintah untuk membantu masyarakat kelas bawah dengan pemberian bantuan sosial serta Bantuan Langsung Tunai (BLT).
“Yang terpukul mereka-mereka yang golongan bawah maka bansos apa pun berikan. Amerika keluarkan BLT, banyak yang keluarkan BLT, dulu saya juga keluarkan BLT,” ujarnya.
Ungkapan SBY “jangan salahkan Presiden Jokowi” juga dapat ditemukan di channel YouTube KOMPASTV. Video yang merekam SBY saat launching buku Monograf di Cikeas berjudul “Krisis Ekonomi di Depan Mata, SBY Minta Warga Tak Salahkan Presiden”. Ungkapan tersebut dapat ditemukan di menit ke- 00:00:06 hingga 00:00:33.
Dalam artikel berita maupun video yang diliput kompas.com serta kontan.co.id, menyebutkan bahwa SBY justru ingin membantu namun tidak secara langsung karena partainya tidak ada di pemerintah.
“Saya pribadi ingin membantu meskipun tidak secara tidak langsung karena partai yang dulu saya pimpin tidak di pemerintahan”, ujarnya. Ungkapan ini dapat dilihat di video pada menit ke- 00:06:06 hingga 00:06:14.
Bahkan arikel berita dari bizlaw.id yang memakai judul editan, dalam isinya tidak ada sama sekali menyebutkan SBY berkata “Saya Ingin Membantu, Tapi Partai Saya Tidak Ada di Dalam Pemerintahan”. Namun justru sama seperti artikel di kompas.com bahwa SBY ingin membantu pemerintah tapi secara tidak langsung.
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa hasil screenshot judul berita oleh Aprizal Khoiro adalah HASIL EDITAN dan termasuk kategori hoax Konten yang Menyesatkan.
====
REFERENSI:
https://nasional.kompas.com/…/ancaman-krisis-ekonomi…
https://nasional.kontan.co.id/…/ada-ancaman-krisis…
====
Penulis: Ani Nur MR
Editor: Bentang Febrylian