BenarNgak.com – Stunting merupakan permasalahan serius yang berkaitan dengan pertumbuhan anak. Istilah stunting mengacu pada keadaan ketidakcukupan pertumbuhan anak, yang menyebabkan tinggi badannya lebih rendah dari yang seharusnya pada usia tertentu.
Masalah stunting sering dijumpai pada anak-anak di berbagai negara, terutama di negara-negara berkembang. Dampak jangka panjang dari stunting sangat memengaruhi kesehatan dan perkembangan anak.
Apa Itu Stunting?
erdasarkan informasi dari situs resmi Kementerian Kesehatan, stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang dapat dikenali dari tinggi badan anak yang berada di bawah standar.
Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2020, definisi stunting mengalami perubahan, merujuk pada kondisi ketidakcukupan tinggi badan anak, yang diukur berdasarkan usia, dengan nilai kurang dari -2 standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO.
Keadaan ini terjadi sebagai hasil dari dampak ireversibel akibat kurangnya asupan nutrisi yang memadai dan/atau infeksi berulang kronis yang terjadi dalam setiap 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).
Penyebab Stunting
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari situs resmi Kementerian Keuangan, faktor utama yang menyebabkan stunting termasuk kurangnya asupan gizi dan nutrisi yang tidak memenuhi kebutuhan anak, serta keterbatasan akses ke fasilitas kesehatan yang dibutuhkan oleh ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.
Penyebab stunting yang lain melibatkan pola asuh yang tidak tepat karena kurangnya pengetahuan dan kurangnya pendidikan bagi ibu hamil dan ibu menyusui. Ini juga mencakup kondisi sanitasi lingkungan tempat tinggal yang buruk, seperti kekurangan sarana air bersih dan ketidaktersediaan fasilitas MCK yang memadai.
Gejala Stunting
Stunting, menurut Kementerian Kesehatan, diidentifikasi sebagai ancaman utama terhadap kualitas masyarakat. Anak-anak tidak hanya menghadapi gangguan pertumbuhan fisik, tetapi juga mengalami hambatan dalam perkembangan otak, yang dapat mempengaruhi kemampuan dan prestasi mereka.
Oleh karena itu, penting untuk secara cermat memantau perkembangan anak melalui kegiatan posyandu secara teratur. Penting juga untuk mengenali segera gejala-gejala stunting agar dapat memberikan penanganan yang sesuai dan tepat waktu. Berikut adalah tanda-tanda stunting pada anak.
- Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya.
- Pertumbuhan tubuh dan gigi terlambat.
- Berat badan lebih ringan untuk anak seusianya.
- Memiliki kemampuan fokus dan memori belajar yang buruk.
- Pubertas melambat.
- Saat menginjak usia 8-10 tahun, anak cenderung lebih pendiam dan tidak banyak melakukan kontak mata dengan orang sekitarnya
Cara Mencegah Stunting
Dilansir melalui situs RSUD Dr. R Soetijono Blora, stunting adalah masalah kesehatan yang berisiko tinggi dan dapat mempengaruhi pertumbuhan anak hingga dewasa. Sehingga para orang tua perlu mengenal berbagai cara pencegahannya.
Tindakan pencegahan sebaiknya dilakukan sebelum, saat, dan sesudah masa kehamilan. Berikut beberapa tindakan untuk mencegah stunting pada anak.
1. Pahami Konsep Gizi
Pastikan anak mendapatkan asupan gizi yang cukup setiap hari, terutama selama masa kehamilan. Pahami konsep gizi dan terapkan ketika mengurus anak.
2. Pilihan Menu Beragam
Pastikan anak-anak selalu memiliki pilihan makanan berbeda di menu mereka. Tapi, jangan lupakan nutrisi yang dibutuhkan setiap hari. Untuk mencegah stunting, ibu juga harus mendapatkan asupan gizi seimbang selama kehamilan dan setelahnya.
3. Pemeriksaan Secara Rutin
Selama kehamilan, ibu harus melakukan pemeriksaan rutin untuk memastikan memiliki berat badan sesuai usia kehamilan. Ibu hamil juga tidak boleh mengalami anemia atau kekurangan darah, karena dapat mempengaruhi janin dalam kandungan. Pemeriksaan rutin juga dapat mengontrol tekanan darah.
4. Konsumsi Asam Folat
Asam folat sangat penting untuk mendukung perkembangan otak dan sumsum tulang belakang bayi. Asupan asam folat juga dapat menurunkan risiko gangguan kehamilan hingga 72 persen. Selain itu, asupan asam folat dapat mencegah kegagalan perkembangan organ bayi selama masa kehamilan.
5. Tingkatkan Kebersihan
Sakit infeksi berulang pada anak disebabkan sistem kekebalan tubuh yang tidak berfungsi dengan baik. Jika demikian, maka kemungkinan terkena stunting meningkat. Stunting mudah terjadi pada anak-anak, sehingga harus selalu menjaga kekebalan anak agar tidak terinfeksi.
6. Pentingnya ASI
Air susu ibu (ASI) mengandung banyak gizi baik yang dapat membantu pertumbuhan anak. Selain itu, ASI mengandung zat yang dapat membangun sistem kekebalan anak, yang membantu mencegah berbagai masalah kesehatan, salah satunya stunting.
7. Faktor Sanitasi
Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mencegah stunting pada anak adalah mempertahankan akses ke air bersih. Jagalah kebersihan diri dan tempat tinggal untuk menghindari bakteri, jamur, kuman, dan virus yang mengkontaminasi tubuh dan anak-anak.
Sangat disarankan agar selalu memperhatikan kebersihan tangan dan tubuh. Sebab, jika tangan kotor, maka kuman dapat masuk ke makanan dan menyebabkan kurang gizi.
Itulah seputar apa itu stunting, penyebab, gejala, hingga cara pencegahannya. Semoga artikel ini bermanfaat!
Baca Juga : GEMUVI: Netralitas Polri Tidak Perlu Dipertanyakan Lagi
Dapatkan informasi terupdate berita polpuler harian dari BenarNgak.Com. Untuk kerjasama lainya bisa kontak email atau sosial media kami lainnya.