Pendaratan di Bulan Palsu? Ternyata Ini Asal Mula Hoax-nya
Benarngak.com – Pendaratan di Bulan adalah palsu merupakan hoax yang cukup banyak dipercaya orang. Padahal, tidak sedikit bukti yang dibeberkan oleh para ahli dan juga NASA. Sebenarnya, dari mana asal usul teori konspirasi ini?
Hoax pendaratan di Bulan palsu datang dari seorang laki-laki dan pamflet buatannya. Pamfletnya bertuliskan ‘kebohongan Amerika USD 30 miliar’. Ia adalah Bill Kaysing yang menyebut teori konspirasi itu pertama kali.
Kaysing merupakan karyawan Rocketdyne, sebuah perusahaan yang membantu merancang mesin roket Saturn V. Pada tahun 1976, dia menerbitkan sendiri sebuah pamflet berjudul ‘We Never Went to the Moon: America’s Thirty Billion Dollar Swindle’, melansir The Guardian.
Awalnya, Kaysing hanya mengandalkan lembaran fotokopi untuk menyebarkan informasi ini. Tapi, teori konspirasi ini justru meledak dan diyakini banyak orang.
Teori ini biasanya juga dipercaya oleh para anti-vaxxers, chemtrailer, penganut Bumi datar, penyangkal Holocaust, hingga konspirasis Sandy Hook. Tokoh podcast Joe Rogan adalah salah satu orang yang meragukan pendaratan di Bulan. Begitu pula dengan YouTuber Shane Dawson. Seorang profesor sosiologi di New Jersey juga pernah memberi tahu murid-muridnya bahwa pendaratan manusia itu palsu.
“Kenyataannya adalah, internet telah memungkinkan orang untuk mengatakan apa pun yang mereka suka kepada lebih banyak orang daripada sebelumnya,” keluh Roger Launius, mantan kepala sejarawan NASA.
“Dan sebenarnya, orang Amerika menyukai teori konspirasi. Setiap kali sesuatu yang besar terjadi, seseorang memiliki penjelasan balasan,” lanjutnya.
Semakin majunya zaman, kini semakin luas orang yang sudah tercerahkan. Mereka meyakini bahwa pendaratan di Bulan adalah sesuatu yang nyata dan banyak bukti yang serta penjelasan yang memungkinkan terjadinya pendaratan pada 1969 itu.
Kalau kamu bagaimana? Apakah masih ada yang percaya pendaratan di Bulan adalah sebuah kebohongan?
Baca Juga: Isu Anies Suap Firli Rp 2,3 T Tutupi Kasus Formula E, KPK Pastikan Hoax