Menggapai Berkah #TahunBaruIslam1446H Perayaan, Tradisi, dan Makna Hikmah 1 Muharram

Jakarta – Menyambut kedatangan Tahun Baru Islam 1446 Hijriah, umat Islam di seluruh dunia melakukan persiapan untuk merayakan peristiwa tersebut dengan penuh makna. Tahun Baru Islam, yang ditandai dengan datangnya 1 Muharram, merupakan peristiwa penting yang diakui dan dirayakan di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Peringatan ini tidak hanya menjadi momen spiritual tetapi juga sosial, dengan berbagai acara dan tradisi yang mengiringinya.

Dengan penanggalan Kalender Hijriah 2024, 1 Muharram 1446 Hijriah jatuh pada Minggu, 7 Juli 2024. Tahun Baru Islam, biasa dirayakan dengan berbagai kegiatan positif seperti pengajian, sedekah, dan pawai obor, memiliki nilai penting dalam memperkuat tali persaudaraan dan menyambung silaturahmi antara umat Islam.

Pemerintah Indonesia sendiri telah menetapkan bahwa tidak ada penetapan libur atau cuti bersama pada Senin, 8 Juli 2024, sebagaimana diputuskan dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 236 Tahun 2022, Nomor 1 Tahun 2022, Nomor 2 Tahun 2022. Meskipun Tahun Baru Islam 1446 H jatuh pada hari Minggu, tanggal ini diresmikan sebagai hari kerja.

Di tengah kegembiraan menyambut tahun baru, muncul perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai hukum mengucapkan selamat Tahun Baru Islam. Sebagian ulama Arab Saudi, seperti Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, menyatakan larangan tersebut. Beliau dalam Mausu’ah al-Liqa asy-Syahri tertulis, “Jika seseorang mengucapkan selamat, maka jawablah. Akan tetapi jangan kita yang memulai.” Namun, diperbolehkan balasan ucapan tahun baru seperti, “Semoga Allah jadikan kebaikaan dan keberkahan di tahun ini kepada kamu.” Sebaliknya, Syekh Abdul Karim al Khudair memperbolehkan seseorang untuk mendoakan kebaikan kepada sesama muslim terutama saat hari raya, selama hal ini tidak dianggap sebagai ibadah khusus pada peristiwa tertentu.

Sejumlah ucapan selamat Tahun Baru Islam pun telah dikompilasi untuk memberikan inspirasi kepada umat Islam dalam mengekspresikan kebahagiaan dan harapan mereka. Di antaranya memuat harapan agar tahun baru membawa lebih banyak berkah, kedamaian, dan keberhasilan bagi semua.

Sementara itu, KHGT (Kalender Hijriah Global Tunggal) menawarkan solusi menggunakan kriteria astronomis dalam penentuan awal bulan Hijriah. Kriteria ini meliputi imkan rukyat dan konjungsi, yang menjadi fundasi dalam penentuan awal Muharram 1446 H berdasarkan konjungsi yang terjadi pada 5 Juli 2024 pukul 22:57:19 GMT, dan imkan rukyat pada 6 Juli 2024. Melalui pendekatan ini, diharapkan dapat mengurangi perbedaan pendapat yang sering kali muncul dan mendukung kesatuan umat Islam global.

Bulan Muharram sendiri memiliki keistimewaan tersendiri dalam kalender Islam, dengan dianggap sebagai salah satu dari empat bulan suci. Umat Islam secara khusus dianjurkan menjalankan puasa sunah Tasua dan Asyura, sebagai bentuk penghormatan dan pengejawantahan nilai ajaran Islam.

Selain itu, bulan Juli juga diwarnai dengan berbagai hari besar nasional dan internasional lainnya. Tanggal 1 Juli contohnya, diperingati sebagai Hari Bhayangkara, yang menjadi moment penting bagi Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Perayaan Tahun Baru Islam 1446 H mengingatkan kembali mengenai pentingnya penyatuan longgaran hati di antara umat Islam, serta menyadari pentingnya waktu dalam perencanaan dan peringatan berbagai momentum agama serta acara sosial. Dengan menyongsong tahun baru ini, marilah kita memanjatkan doa bersama agar umat Islam bisa berhijrah ke arah yang lebih baik, lebih berbakti, sesuai dengan semangat Muharram sebagai bulan suci.

Baca Juga : Setelah Putus dari Fuji, Thariq Halilintar Mengaku Sempat Jauh dari Tuhan dan Kehilangan Arah

Dapatkan informasi terupdate berita polpuler harian dari BenarNgak.com. Untuk kerjasama lainya bisa kontak email tau sosial media kami lainnya.  

Exit mobile version