Jelang KTT G20, Kominfo: 90% Sudah Siap-Semua Kepala Negara Akan Hadir
BenarNgak.com – Indonesia memegang kepemimpinan atau Presidensi G20 tahun ini yang akan digelar di Bali pada 15-16 November mendatang. Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika memastikan semua agenda dalam penyelenggaraan Presidensi G20 akan berjalan lancar.
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo Usman Kasong menegaskan kesiapan penyelenggaraan KTT G20. Keamanan, kesiapan infrastruktur, jaringan telekomunikasi dan transportasi menjadi poin-poin penting kesiapan KTT G20.
“90 persen persiapan sudah kita siapkan. Informasi terakhir dari Menlu, semua kepala negara G20 akan hadir di Bali,” ujar Usman dalam keterangan tertulis, Selasa (25/10/2022).
KTT G20 yang akan dihadiri pimpinan negara dari anggota G20 merupakan kegiatan puncak Presidensi G20 di Indonesia. Ada beberapa kegiatan yang menjadi rangkaian acara G20 yang berlangsung sepanjang tahun ini.
Rentetan kegiatan ini dikatakan Usman memiliki manfaat strategis dari Presidensi G20. Menurutnya potensinya bisa diukur dari aspek ekonomi, politik luar negeri maupun pembangunan sosial.
Dalam sisi ekonomi, Presidensi G20 akan berdampak langsung bagi perekonomian dengan peningkatan penerimaan devisa negara. Pengalaman mencatat Presidensi G20 sebelumnya membawa pemasukan lebih dari $100 juta atau Rp 1.4 trilliun kepada host country.
Di bidang politik, lanjutnya, Indonesia sebagai ketua G20 dapat mendorong kerja sama dan menginisiasi hasil konkret pada ketiga sektor prioritas, yang strategis bagi pemulihan global. Ini merupakan momentum bagi Indonesia untuk memperoleh kredibilitas atau kepercayaan dunia dalam memimpin pemulihan global, karena kredibilitas adalah modal yang sangat berharga dalam diplomasi dan dunia politik.
Ketiga, dalam bidang pembangunan ekonomi dan sosial berkelanjutan, G20 menjadi momentum untuk menunjukkan bahwa Indonesia is open for business. G20 kesempatan bagi showcase atau event untuk menampilkan kemajuan pembangunan Indonesia, dan potensi investasi di Indonesia.
Ini diharapkan dapat menciptakan multiplier effect bagi perekonomian daerah karena berkontribusi bagi sektor pariwisata, akomodasi (perhotelan), transportasi dan ekonomi kreatif, serta UMKM lokal .
KTT G20 juga akan membahas agenda-agenda diantaranya energi terbarukan, Kolaborasi Jaringan Kesehatan Global, Ekonomi Digital dan Stabilitas Politik Global. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan Indonesia telah memiliki peta jalan transisi energi untuk mencapai neutral karbon pada tahun 2060, atau lebih cepat.
“PLN melalui rencana bisnis penyediaan energi nasional pada tahun 2021-2023 juga telah menargetkan rencana bisnis yang lebih bersih dengan menambah pembangkit listrik yang dihasilkan dari energi terbarukan hingga 51,6%. Indonesia telah merencanakan untuk membangun nusantara super grid untuk mendorong pengembangan energi terbarukan dan juga menjaga stabilitas dan keamanan kelistrikan,” jelasnya.
Ia menambahkan Indonesia membutuhkan sekitar USD 1 triliun untuk bertransisi energi pada tahun 2060.
“Oleh karena itu, Indonesia terus menjalin kerja sama yang lebih erat dengan negara-negara mitra dan lembaga keuangan internasional untuk menemukan mekanisme pendanaan yang inovatif,” ujarnya.
Baca Juga: Kamaruddin Simanjuntak Tegaskan Laporannya yang Ditolak KPK Bukan Hoax