Yang pertama yaitu dengan menyiapkan 6 mobil watercanon brimob yang diawaki oleh TNI/Polri melakukan penyemprotan disinfektan selama tiga kali sehari secara masif di beberapa titik di Kota Kudus untuk mencegah adanya virus covid-19 yang menempel di tempat atau benda-benda di ruang publik.
Yang kedua, TNI-Polri telah melakukan upaya preemtif dengan mengerahkan seluruh mobil penerangan pendam, pen milik Binmas Polda Jateng dan 27 kendaraan penerangan keliling untuk melakukan penerangan, himbauan, ajakan terhadap prokes covid-19, serta penyebaran pamflet di seluruh kecamatan di wilayah Kudu
“Harapannya penerangan kelling ini bisa untuk mendidik masyarakat bahwa Covid-19 di tempat kita itu masih merajalela sehingga masyarakat bisa mematuhi prokes dan lain sebagainya,” terang Kapolda.
Yang ketiga, Kapolda Jateng dan Pangdam IV Diponegoro juga telah mengirimkan Kesdam maupun Dokkes polri dalam rangka mempercepat penanganan swab antigen dan upaya tracing dan tracking covid-19 di wilayah Kudus sehingga kecamatan yang terpapar akan cepat dipetakan.
Yang Keempat, selain di kirimkan untuk membantu mempercepat penanganan swab test dan upaya tracing dan tracking covid-19, Kesdam dan Dokkes juga dikirimkan untuk membantu pemulasaraan jenazah sehingga TNI-Polri akan selalu siap manakala ada jenazah yang akan disemayamkan.
Upaya Preemtif lain yaitu, Polda Jateng dan Kodam IV Diponegoro telah meyiapkan personil 5 SSK yang tersebar di masing-masing desa zona merah. Sehingga pergerakan masyarakat yang akan menuju atau keluar dari zona tersebut bisa diawasi ketat. Petugas juga akan melakukan operasi yustisi secara maksimal di pagi, siang maupun sore hari secara terus-menerus di tempat berbeda, Mengetatkan pelaksanaakan PPKM Mikro sebagai deteksi dini untuk mendata masyarakat di tingkat RT dengan melakukan 3T dan 5M.
“Ini sekaligus sebagai basis big data yang bisa kita urai mana saja masyarakat kita yang terpapar, dimana dia diisolasi dan akan dikemanakan hasil isolasi yang telah dilaksanakan,” tuturnya.
Sebelumnya Polda Jateng dan Kodam IV Diponegoro telah melakukan evakuasi 1.280 masyarakat Kudus untuk di isolasi terpusat di asrama haji Donohudan boyolali siap menampung 800 orang, Diklat Srondol untuk 300 orang, rumah dinas Walikota Semarang untuk 200 orang, dan Islamic Center untuk 150 orang.
Polda Jateng dan Kodam IV Diponegoro juga telah memperkuat wilayah eks-karasidenan kudus untuk menyiapkan cara bertindak atau rencana kontijensi yang sama, juga telah dilakukan kesiapan daerah agar covid di daerah Kudus tidak akan terjadi di wilayah eks-karasidenan lainnya.
Pangdam IV Diponegoro mengimbau pada pemerintah daerah eks-karasidenan Kudus untuk menutup seluruh kegiatan-kegiatan yang memobilisasi orang seperti tempat-tempat wisata,
“Pada masyarakat dan pemerintah daerah mohon kiranya acara hajatan untuk tidak memobilisasi orang, jadi secukupnya saja tidak perlu kita pesta besar-besaran,” ucap Pangdam IV Diponegoro.
Seluruh Tenaga Kesehatan, Aparat TNI-Polri, Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat telah melakukan upaya terbaik dan bekerja secara maksimal namun hal tersebut tidak akan bisa berjalan dan sukses tanpa ada peran serta tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda dan masyarakat itu sendiri.
“Untuk itu, saya dan Kapolda memohon dengan hormat pada seluruh tokoh yang saya sebutkan tadi untuk mengedukasi dan menghimbau pada masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan, ini semua tanpa peran saudara sekalian maka tidak akan berjalan dengan baik,” tutupnya.