Benarngak.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebut bahwa arus mudik Lebaran 2023 menjadi tertinggi sepanjang sejarah Indonesia. Benarkah demikian?
Setelah tiga tahun momen mudik dan Lebaran tertahan oleh pandemi Covid-19, masyarakat dapat kembali leluasa merayakan Hari Raya Idulfitri 1444 H/2023 M dengan aturan yang lebih longgar.
“Pemerintah dan seluruh pihak yang terlibat serta peran masyarakat kita dapat mengelola arus mudik dengan sebaik-baiknya sehingga puncak arus mudik tertinggi sepanjang sejarah beberapa hari yang lalu dapat kita lalui dengan baik dan lancar,” katanya seperti dikutip di YouTube, Senin (24/4/2023).
Melihat data perjalanan pada puncak arus mudik lebaran atau pada H-7 hingga H+7 Lebaran dalam lima tahun terakhir, angkanya sangat fluktuatif, terutama karena sempat adanya larangan mudik.
Berdasarkan data Kementerian Perhubungan (Kemenhub), pada 2019 atau pracovid-19, realisasi total penumpang yang melakukan perjalanan mudik Angkutan Lebaran 2019 pada periode H-7 (29 Mei 2019) sampai dengan H+7 (13 Juni 2019) adalah 18.343.021 penumpang.
Jumlah penumpang moda angkutan jalan mencapai 4,1 juta, penumpang kereta api sebanyak 5 juta penumpang, sementara 1,4 juta penumpang memilih angkutan laut. Jumlah pemudik yang menggunakan angkutan udara sebanyak 3,5 juta penumpang.
Untuk 2020, di mana Covid-19 muncul tepat satu bulan sebelum Ramadan tiba, jumlah penumpang pada keseluruhan moda angkutan umum pada masa arus mudik dan balik Lebaran 2020/Idulfitri 1441 H) mengalami penurunan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
Bahkan turun mencapai 98,52 persen pada keseluruhan moda angkutan umum, dengan jumlah penumpang hanya 297.453 orang.
Tercatat dalam periode H-7 s.d H+7 Lebaran 2020, untuk angkutan jalan terdapat 24.530 penumpang atau menurun 99,45% dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk moda angkutan laut (188.567 penumpang atau menurun 90,82%).
Moda angkutan udara dengan 74.764 penumpang atau turun 98.28 persen. Moda angkutan penyeberangan sebanyak 9.259 penumpang atau turun 99,78 persen), dan moda angkutan kereta api turun hingga 99,95 persen menjadi 2.423 penumpang.
Mulai pulih dari Covid-19, pada 2021 pemerintah tetap menerapkan larangan mudik lebaran. Meski demikian, sepanjang arus mudik pada tahun tersebut tercatat terdapat 5,6 juta masyarakat yang tetap mudik.
Sementara pada 2022, di mana tingkat vaksinasi sudah cukup tinggi, Kemenhub mencatat jumlah penumpang umum H-7 serta H+7 tahun 2022, tercatat 13 juta penumpang.
Meski lebih rendah dari kondisi 2019, hal tersebut akibat banyaknya masyarakat yang lebih memilih moda kendaraan pribadi.
Adapun untuk 2023, belum ada angka pasti total penumpang yang melakukan mudik pada Idulfitri. Namun, pemerintah memprediksi dari 123 juta orang melaksanakan mudik pada lebaran tahun ini. Jumlah tersebut meningkat 14,2 persen dibanding tahun lalu yang mencapai 85,5 juta orang.
Di sisi lain, Jasamarga mencatat pada H-7 hingga H-1 Lebaran, sebanyak 1.350.682 kendaraan meninggalkan Jabotabek. KAI Daop 1 Jakarta juga mencatat pada puncak arus mudik 18-21 April 2023, memberangkatkan sekitar 42.000 penumpang setiap harinya.
Baca Juga: Prajurit TNI Gugur Ditembak TPNPB-OPM, Ini Respon Panglima TNI