Ahli di Kominfo: Penyebaran Hoax Sudah Sampai Pertaruhkan Nyawa
Jakarta – Staf Ahli Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Devie Rahmawati, membeberkan dampak penyebaran informasi sesat atau hoax. Menurutnya, hoax merupakan salah satu persoalan yang mungkin akan kekal keberadaannya sampai akhir zaman.
Dalam acara virtual JaWAra Internet Sehat, Devie menjelaskan, hoax dapat mempengaruhi ketahanan digital nasional. “Ada tiga persoalan yang disebabkan oleh hoax, saya sebut 3K: kerusuhan sosial, konflik politik, dan kerugian ekonomi,” ujar ahli sosiologi dari Universitas Indonesia itu, pada Selasa 5 Oktober 2021.
Kerusuhan sosial, dicontohkannya peristiwa yang baru terjadi di Yahukimo, Papua, dan menyebabkan korban jiwa. Sementara untuk konflik politik, contohnya terjadi pada Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden yang lalu.
“Dalam pemilu 2019, ada enam orang yang harus meninggal, dan sekitar 200 orang luka-luka akibat hoax,” katanya lagi sambil menambahkan penyebaran hoax taruhannya sudah sampai nyawa.
Sedang kerugian ekonomi, Devie menyodorkan data dari Otoritas Jasa Keuangan atau OJK periode 2011-2020 mencatat bahwa hoax mendatangkan kerugian bagi masyarakat senilai Rp 114 triliun. “Itu hilang semua karena hoax, itu bukan uang negara ya, uang dari masyarakat.”
Saat ini, untuk mencegah penyebaran hoax, pemerintah melalui Kominfo, sudah melakukan beberapa upaya seperti pembangunan infrastruktur internet, sampai dengan meningkatkan kapasitas pengetahuan masyarakat. Beberapa program yang diinisiasi Kominfo, kata Devie, di antaranya leadership academy, digital talent scholarship, serta bekerja sama dengan 115 institusi untuk gerakan literasi digital dengan 400 kegiatan online.