1.649 Personel Gabungan Diterjunkan di 100 Titik Penyekatan di Jadetabek
POLDA Metro Jaya, Kodam Jaya Jayakarta dan aparat pemerintah daerah menambah pos penyekatan menjadi 100 titik selama PPKM Darurat. Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo mengatakan untuk mengoptimalkan pengamanan di seluruh titik tersebut, sebanyak 1.649 personel gabungan dari TNI, Polri, dan Pemda dikerahkan untuk satu shift.
“Total personel satu shift 1649 personel gabungan. Lalu lintas 359 personel, 348 personel Sabhara, 310 personel Brimob, 360 personel TNI dan 272 personel Pemda,” kata Sambodo, saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (14/7).
Sambodo mengatakan pihaknya menambah titik penyekatan menjadi 100 titik untuk menekan mobilitas masyarakat yang tersebar di pusat kota hingga wilayah penyangga dan perbatasan. Ia mengatakan penyekatan di 100 titik tersebut akan diberlakukan mulai Kamis (15/7) pukul 06:00 WIB.
Sambodo merinci pada titik penyekatan tersebut pada pukul 06:00-10:00 WIB hanya sektor kritikal dan esensial yang boleh melintas. Pada pukul 10:00-22:00 WIB hanya tenaga kesehatan, TNI, Polri, dan sektor darurat untuk keperluan medis. yang boleh melintas. Sedangkan pukul 22:00-06:00 WIB titik penyekatan akan dibuka karena lalu lintas sudah sepi.
“Di atas jam 10:00 itu rata-rata bukan yang kritikal dan esensial, tapi penyekatan tetap kami jaga, khusus kami buka untuk nakes, dokter, perawat, darurat termasuk TNI-Polri, oksigen, dan sebagainya. Di luar itu kami tidak melayani, karena kita anggap yang kritikal dan esensial itu seluruhnya sudah masuk kerja, kemudian kalau malam tidak ada penyekatan,” kata Sambodo.
Sementara itu, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan penambahan tersebut dilakukan setelah pihaknya bersama TNI dan aparat pemerintah daerah melakukan evaluasi diberlakukannya PPKM Darurat sejak 3 Juli lalu.
“Penyekatan sudah kita lakukan, tapi tingkat kesadaran masyarakat masih kurang. Memang betul penyangga-penyangga ini sepi, tapi ada upaya dari masyarakat, tahu di luar esensial dan kritikal tidak boleh tapi mereka lewat jalan tikus ya,” kata Yusri. (OL-4)