Satgas Pangan Polri Ungkap Penyebab Kenaikan Harga Pangan
Jakarta – Satuan Tugas (Satgas) Pangan Mabes Polri menemukan sejumlah faktor penyebab kenaikan harga pangan.
Kepala Satgas Pangan Mabes Polri, Brigadir Jenderal Whisnu Hermawan, mengungkap sejumlah faktor tersebut yakni bencana alam, curah hujan yang tinggi sehingga menyebabkan petani gagal panen.
Menurutnya, sejumlah faktor itu, berdampak pada penurunan pasokan bahan pokok yang menyebabkan kenaikan harga. Dan hal tersebut, lanjut Whisnu, tidak ada unsur pelanggaran hukum.
“Jadi, kenaikan harga cabe rawit lebih disebabkan gagal panen karena tingginya curah hujan dan erupsi gunung semeru serta berakhirnya masa panen di beberapa sentra produksi ya,” kata Whisnu Hermawan, kepada wartawan, Selasa (28/12/2021).
Sementara untuk kenaikan harga minyak goreng, kata Whisnu, disebabkan oleh naiknya harga kelapa sawit. Seperti yang diketahui kelapa sawit sebagai bahan baku utama pembuatan minyak goreng.
Sedangkan kenaikan harga telur disebabkan oleh peningkatan permintaan terhadap komoditi tersebut. Karena itu, harga telur di pasaran mengalami kenaikan.
“Kenaikan tersebut belum dilakukan intervensi oleh pemerintah, karea beberapa bulan lalu harga telur sempat jatuh jauh di bawah HPP,” ujarnya.
Meski demikian, kenaikan harga komoditi tersebut diharapkan dapat memberikan keuntungan. Serta menutupi kerugian beberapa waktu belakangan ini.
“Diharapkan kenaikan harga tersebut ikut memperbaiki atau menutupi kerugian yang telah dialami beberapa bulan sebelumnya,” tandas Whisnu.
Sebagai informasi, di DKI Jakarta harga cabai rawit merah naik drastis per 25 Desember 2021 atau saat hari Natal mencapai Rp 125 ribu per kilogram di Pasar Tebet Barat. Dilansir infopangan.jakarta.go.id, rata-rata harga cabai rawit merah di ibu kota naik Rp 3.899 per kilogram menjadi Rp 106.346 per kilogramnya.
Kemudian, harga telur ayam juga mengalami kenaikan harga hingga mencapai Rp 32 ribu per kilogram pada 24 Desember 2021.
Sumber : RRI.co.id